Belum Ada Tindak Lanjut, BPR Bersikap Pasif Tunggu Keputusan Gubernur Jambi Soal Stockpile PT SAS

oleh -20 Dilihat

Jambikata  – Sejak Gubernur Jambi, Al Haris, mengeluarkan keputusan untuk menghentikan seluruh aktivitas pembangunan stockpile PT Sinar Anugerah Sukses (SAS) pada Selasa (16/9/2025) lalu, hingga kini belum ada tindak lanjut yang jelas dari pertemuan tersebut.

Pada pertemuan tersebut, Al Haris meminta ada dialog lanjutan antara masyarakat, PT SAS dan pemerintah daerah guna menyampaikan hal teknis terkait hasil analisi masyarakat terhadap keberadaan perusahaan di daerah mereka.

Ketua Barisan Perjuangan Rakyat (BPR), Rahmat Supriadi mengatakan, pihaknya saat ini masih menunggu arahan resmi dari Pemerintah Provinsi Jambi.

Menurutnya, pascakeputusan penghentian sementara itu, situasi di lapangan masih berstatus status quo.

“Saat masih status quo, kami dari BPR tengah mempersiapkan data lengkap mengenai dampak keberadaan stockpile, baik dari sisi legitimasi maupun legalitas pembangunan TUKS, stockpile, dan hauling,” ujar Rahmat, Minggu (19/10/2025).

Ia menegaskan, BPR memilih bersikap pasif untuk sementara waktu, sambil menunggu instruksi lanjutan dari Gubernur Jambi terkait langkah berikutnya.

“Kami menghormati keputusan Gubernur Al Haris dan menunggu arahan lebih lanjut. Sementara ini kami bersikap pasif,” tegasnya.

Sebelumnya, pada pertemuan yang diadakan di rumah dinas Wali Kota Jambi, Ridony Gurning, Direktur Utama PT SAS dalam penjelasannya mengatakan, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang tambang batu bara, memiliki tanggung jawab dan komitmen untuk menyelesaikan jalan khusus, agar bisnisnya dalam bidang tambang bisa berjalan sesuai ketentuan yang semestinya.

Ridony menjelaskan, Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) milik PT SAS di Aur Kenali, memiliki perbedaan yang mencolok dengan TUKS-TUKS lain yang ada di Provinsi Jambi, yang mungkin belum banyak diketahui oleh banyak masyarakat.

“Tidak ada aktivitas pemecah material (crushing) di lokasi TUKS, biasanya proses crushing ini yang menjadi sumber utama debu dan kebisingan di pelabuhan,” katanya.

Pihaknya sejak awal telah merancang TUKS tanpa mesin crushing di Jambi karena prosesnya telah dilakukan di kawasan tambang Kabupaten Sarolangun.

Ridony memaparkan berbagai langkah dan antisipasi lain yang telah dibuat perusahaan untuk mengatasi berbagai dampak lingkungan di kawasan TUKS Aur Kenali.

Mulai dari akomodir ruang terbuka hijau seluas 62 hektar, menggunakan conveyor dengan ujung curah sistem teleskopik dan tertutup, mengaspal jalan di kawasan underpass.(*)

No More Posts Available.

No more pages to load.